Minggu, 25 November 2007

Latar Belakang Produk Jamu

Sekilas tentang jamu dan jamu kuat

Menurut BPOM jamu merupakan bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Dan kata jamu itu sendiri berasal dari orang Jawa yang merupakan sebutan terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai zat adiktif.



Dengan bahan-bahannya yang alami, jamu dipercaya dapat memelihara kesehatan, mengobati berbagai jenis penyakit, dan juga mempercantik wajah dan tubuh. Dan karena menggunakan bahan-bahan yang langsung dari alam (seperti dari akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayu tumbuhan), jamu tidak memberikan efek samping, berbeda dengan obat-obatan modern yang menggunakan zat kimia.

Tradisi meracik dan meminum jamu yang dipercaya dapat menjaga kesehatan sebenarnya sudah ada sejak ratusan hingga ribuan tahun lalu, tepatnya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya profesi 'tukang meracik jamu' yang disebut Acaraki. Tradisi ini terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo, yang kemudian menjadi referensi utama bagi hampir semua perusahaan jamu di Indonesia.

Sekitar tahun 1900-an sampai saat ini, pabrik-pabrik jamu besar mulai berdiri di Indonesia seperti Jamu Jago, Mustika Ratu, Nyonya Meneer, Leo, Sido Muncul, Jamu Simona, Jamu Borobudur, Jamu Dami, Jamu Air Mancur, Jamu Pusaka Ambon, Jamu Bukit Mentjos, dan Tenaga Tani Farma (Aceh). Berdasarkan data, perusahaan-perusahaan jamu di Indonesia tersebut dirintis oleh Ny Item dan Ny Kembar Ambarawa tahun 1825.

Salah satu jamu yang diproduksi oleh perusahaan jamu adalah jamu kuat. Jamu kuat telah banyak digunakan masyarakat luas karena dipercaya dapat meningkatkan kualitas aktivitas seksual. Cukup maraknya jamu kuat di kalangan masyarakat disebabkan banyaknya kios atau warung yang menghiperboliskan manfaat dari jamu kuat tersebut. Kaum pria yang takut dianggap ”loyo” dapat dengan mudah termakan iklan dari kios-kios atau warung tersebut.

Penggunaan jamu kuat yang semakin menjamur tersebut rupanya semakin menumbuhkan berbagai jenis obat kuat di kalangan masyarakat. Berbagai jenis merek muncul di pasaran, baik yang legal maupun yang ilegal. Sayangnya, beberapa jamu kuat tersebut belum terbukti secara klinis manfaatnya, bahkan lebih buruknya sudah memberikan efek samping yang mengganggu kesehatan.


bibliography:
http://www.nyonyameneer.com/indonesia
http://www.jamuiboe.com

Tidak ada komentar: