Jenis produk : Jamu sehat
Nama produk : Jakula
Nama Produsen : P.T. Tenaga Tani Farma
Alamat produk : Banda Aceh
Nomor daftar legal : N/A
Lembaga berwenang : N/A
Nomor hak paten : N/A
Dimensi : 120 mm x 72 mm
Warna : background putih dengan font dan gambar berwarna merah
Teknik Produksi :
Material : Kertas
Hanya dengan melihat sekilas label ini pasti kita langsung tahu produk apa ini. Gambarnya yang menampilkan seorang pria muda yang kuat ini jelas adalah sebuah jamu kuat yang dikhususkan bagi kaum pria. Hal ini dapat dilihat melalui
Dari ilustrasi pria kuat ini kami dapat mengidentifikasi dan mengira-ngira bagaimana bentuk tubuh seorang pria yang dianggap kuat pada masa itu. Pada masa itu mungkin pria kuat “hanya” memiliki besar badan dan otot yang seperti itu saja, berbeda dengan ilustrasi orang kuat masa sekarang yang seringkali ditampilkan dengan sesosok binaragawan dengan otot-ototnya yang amat besar.
Masih meninjau gambar yang tertera pada label ini, motif dekoratif sudah digunakan pada desainnya. Awalnya kami mengira motif di sekeliling pria ini merupakan api yang melambangkan kekuatan yang membara. Namun setelah diperhatikan lebih lanjut ternyata lebih berkesan sebagai motif tumbuhan. Mungkin motif tumbuhan ini dipilih mengingat produk ini adalah sebuah jamu, yang bahan utamanya adalah tumbuhan. Tumbuhan apa yang menjadi motif itu dan terpengaruh dari budaya apa motifnya akan kami cari informasinya lebih lanjut.
Perusahaan yang memporoduksi jamu ini adalah Tenaga Tani Farma yang berlokasi di Jalan Harapan No. 3, Kabupaten Meuraksa, D.I. Aceh ini mengambil nama Tenaga Tani mungkin karena petani adalah sesosok orang yang tekun, giat, dan kuat dalam berproduksi. Selain itu bila dikaitkan lebih jauh dengan produk jamu ini, mungkin petani juga bisa melambangkan kesuburan.
Dilihat lebih jauh dari elemen gambar pendukungnya, terdapat gambar berupa pita (pada tulisan “jamu sehat”) yang bila diperhatikan ternyata cukup banyak dipakai pada label-label produk lain. Di Indonesia, bahkan penggunaan elemen pita terdapat pada lambang negara, Garuda Pancasila. Asumsi kami adalah mungkin elemen pita tersebut populer pada masa itu atau mungkin termasuk contoh akulturasi budaya (seperti Belanda atau negara Uni Eropa lain yang sering menggunakan pita pada lambang-lambang kerajaan).
Kata “Special” yang menggunakan huruf “c” bukan “s” pada label kemasan di atas mungkin berkaitan dengan tahun produksi jamu tersebut (akan kami teliti lebih lanjut), di mana mungkin tata bahasa Indonesia yang digunakan saat itu belum mempunyai suatu standar yang baku.
Beralih ke masalah tipografinya. Jenis font yang digunakan adalah Sans Serif. Asumsi kami mengenai hal ini adalah mungkin agar desainnya lebih mudah dibaca, atau mungkin juga karena terbatasnya jenis huruf yang ada saat itu.
Warna font yang digunakan adalah merah bata. Kemungkinan yang pertama adalah warna itu merupakan warna khas Aceh, kemungkinan kedua; warna ini merupakan warna yang dianggap cocok untuk produk jamu saat itu. Sedangkan kemungkinan terakhir adalah warna ini ada kaitannya dengan kepercayaan masyarakat Tionghua (sebagai warna keberuntungan).
Dilihat secara keseluruhan desain label kemasan ini terlihat simetris. Hal ini mungkin disebabkan desain pada zaman itu yang masih kaku dan memperhatikan unsur keseimbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar